Sporty Magazine official website | Members area : Register | Sign in

Makalah sejarah bahasa arab

Share this history on :
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Bahasa Arab mempunyai peran yang sangat besar dalam kehidupan Muslim di berbagai belahan dunia. Isma’il dan Lois Lamya al-Faruqi secara tepat menggambarkan fenomena ini sebagai berikut:
Dewasa ini bahasa Arab merupakan bahasa daerah sekitar 150 juta orang di Asia Barat dan Afrika Utara yang merupakan dua puluh dua negara yang menjadi anggota Liga Negara-Negara Arab. Di bawah pengaruh Islam, bahasa ini menentukan bahasa Persia, Turki, Urdu, Melayu, Hausa dan Sawahili. Bahasa Arab menyumbang 40-60 persen kosakata untuk bahasa-bahasa ini, dan kuat pengaruhnya pada tata bahasa, ilmu nahwu, dan kesustraannya. Bahasa Arab merupakan bahasa religius satu milyar Muslim di seluruh dunia, yang diucapkan dalam ibadah sehari-hari.
Bahasa ini juga merupakan bahasa hukum Islam, yang setidaknya dalam bidang status pribadi, mendominasi kehidupan semua Muslim. Akhirnya inilah bahasa kebudayaan Islam yang diajarkan di beribu-ribu sekolah di luar dunia Arab. Dari Sinegal sampai Filipina, bahasa Arab dipakai sebagai bahasa pengajaran dan kesusastraan dan pemikiran di bidang sejarah, etika,hukum dan fiqh, teologi, dan kajian kitab.1
Didukung dengan beberapa doktrin ajaran Islam, bahasa Arab terus mempengaruhi masyarakat Muslim di berbagai tempat. Misalnya doktrin bahwa al- Qur’an harus ditulis dan dibaca dalam bahasa aslinya (bahasa Arab). Terjemahan al-Qur’an dipandang sebagai sesuatu di luar al-Qur’an itu sendiri. Hal ini berbeda dengan Injil di mana ia justru harus diterjemahkan ke berbagai bahasa tanpa menyertakan teks aslinya. Doktrin pendukung lainnya adalah berbagai ucapan ritual ibadah hanya dianggap sah jika dilakukan dalam bahasa Arab. Tak pelak doktrin- doktrin seperti ini telah memacu motivasi masyarakat Muslim untuk mempelajari danmenguasai bahasa Arab sejak dini agar kelak menjadi Muslim yang baik. Al-Qur’an bahkan tidak hanya dipelajari cara membacanya, tetapi juga dihafalkan kata perkata secara utuh.
Bahasa sangat erat kaitannya dengan kegiatan berpikir sehingga sistem bahasa yang berbeda akan melahirkan pola pikir yang berbeda pula.2 Oleh karena itu pengaruh bahasa Arab pada berbagai bahasa masyarakat non Arab berarti pula pengaruh dalam cara berpikir dan cara bersikap masyarakat Muslim di seluruh dunia.Hal ini terlihat dari kecenderungan masyarakat Muslim untuk memahami segala sesuatu yang Islami (sesuai dengan Islam) dengan Arabi (sesuai dengan Arab).
Menjadi Muslim yang menyeluruh (kaffah) seringkali diekspresikan dengan menjadi orang Arab dengan berbagai artibutnya seperti bergamis, bersorba, berjenggot,berjubah, berjilbab, bernama Arab, bermusik padang pasir, dsb.Sebagai konvensi, bahasa merupakan kesepakatan sebuah masyarakat. Ia diwariskan secara turun-menurun oleh generasi pemakainya. Demikian juga tradisi,pemikiran, keyakinan maupun ajaran agama yang disimbolkannya. Melalui ajaran Islam, bahasa Arab secara tidak langsung terus mempengaruhi masyarakat muslim dalam cara pandang, berpikir dan bersikap secara turun temurun. Transformasi ini dilakukan secara sistematis di madrasah, pesantren dan perguruan tinggi Islam melalui buku-buku berbahasa Arab yang menjadi literatur utama.
B.     Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas kami mengambil rumusan masalah :
1. Sejarah Perkembangan Bahasa Arab
2. Pentingnya Bahasa Arab
3. Macam-macam jenis bahasa arab

C.    Tujuan Penulisan
Makalah ini saya buat bertujuan untuk :
-    Dapat memahami pentingnya Bahasa Arab
-    Dapat Mengetahui Asal usul Masyarakat Arab
-    Dapat Mengerti jenis-jenis  Bahasa Arab


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Sejarah Bahasa arab
Bahasa Arab adalah salah satu bahasa tertua di dunia. Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang awal mula munculnya bahasa Arab. Teori pertama menyebutkan bahwa manusia pertama yang melafalkan bahasa Arab adalah Nabi Adam'alaihissalâm-. Analisa yang digunakan; Nabi Adam –'alaihissalâm- (sebelum turun ke bumi) adalah penduduk surga, dan dalam suatu riwayat dikatakan bahwa bahasa penduduk surga adalah bahasa Arab, maka secara otomatis bahasa yang digunakan oleh Nabi Adam –'alaihissalâm- adalah bahasa Arab dan tentunya anak-anak keturunan Nabi Adam –'alaihissalâm- pun menggunakan bahasa Arab. Setelah jumlah keturunan Nabi Adam –'alaihissalâm- bertambah banyak dan tersebar ke pelbagai tempat, bahasa Arab –yang digunakan saat itu- berkembang menjadi jutaan bahasa yang berbeda. Teori ini kurang populer dikalangan ahli bahasa moderen, khususnya di kalangan orientalis, dengan asumsi  bahwa tidak ada bukti ilmiah yang menyebutkan bahwa 'Adam –'alaihissalâm- menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa sehari-hari (daily language).
Sedangkan Schlözer, seorang tokoh orientalis, mengemukakan bahwa bahasa Arab termasuk rumpun bahasa Semit. Teori ini diambil dari tabel pembagian bangsa-bangsa di dunia yang terdapat dalam kitab Perjanjian Lama. Tabel ini menggambarkan bahwa setelah terjadinya banjir nabi Nuh, semua bangsa di dunia berasal dari tiga orang putera nabi Nuh –'alaihissalâm- yaitu Syam, Ham, dan Yafis. Nama Semit diambil dari nama Syam, putera Nabi Nuh –'alaihissalâm- yang tertua. Namun teori ini juga mempunyai kelemahan. Tabel penyebaran putera-putera Nuh –'alaihissalâm- yang disebutkan dalam Perjanjian Lama hanya membagi bangsa berdasarkan pertimbangan politik dan geografis semata, tidak ada sangkut pautnya dengan bahasa.
Dalam perkembangannya, bahasa Arab terbagi menjadi dua bagian besar yaitu bahasa Arab Selatan dan Bahasa Arab Utara. Dr. Basuni Imamuddin dalam makalahnya tentang sejarah bahasa Arab menjelaskan tentang pembagian bahasa Arab sebagai berikut, Bahasa Arab terbagi menjadi dua yaitu bahasa Arab Selatan dan bahasa Arab Utara. Bahasa Arab Selatan disebut juga bahasa Himyaria yang dipakai di Yaman dan Jazirah Arab Tenggara. Bahasa Himyaria ini terbagi dua yaitu bahasa Sabuia dan bahasa Ma’inia. Tentang bahasa ini telah ditemukan artefak-artefak yang merujuk pada abad ke 12 SM sampai abad ke 6 M. Sedangkan bahasa Arab Utara merupakan bahasa wilayah tengah Jazirah Arab dan Timur Laut. Bahasa ini dikenal dengan bahasa Arab Fusha yang hingga kini dan masa-masa yang akan datang tetap dipakai karena al-Qur`an turun dan menggunakan bahasa ini. Bahasa ini mengalami penyebaran yang demikian luas bukan hanya di kalangan bangsa Arab saja tetapi juga di kalangan kaum muslimin di seluruh dunia.
Pada masa pra-Islam –atau yang lebih dikenal dengan jaman jahiliyah- bahasa Arab mulai mencapai masa puncaknya (prime condition). Hal ini diawali dengan keberhasilan orang-orang Arab Badui –di bawah pimpinan suku Quraisy- menaklukan penduduk padang pasir, sehingga mulai saat itu bahasa Arab dijadikan bahasa utama dan mempunyai kedudukan yang mulia di tengah kehidupan masyarakat sahara. Hal lain yang tidak bisa kita pungkiri untuk membuktikan kemajuan bahasa Arab pada masa jahiliyah adalah kemampuan masyarakat jahiliyah untuk menciptakan syair-syair indah baik dari segi retorika ataupun makna. Bahkan saat itu telah diadakan lomba pembuatan syair atau puisi, syair yang menjadi pemenang dalam perlombaan tersebut nantinya akan dipamerkan di tengah masyarakat dengan cara digantung di dalam Ka'bah, syair-syair ini dikenal dengan nama syair Mu'allaqât (الأشعار المعلقات). Penyair-penyair terkenal yang sering memenangkan perlombaan tersebut antara lain, Amru al-Qais, Zuhair bin Abi Salmi, Al-'Asya, Al-Hantsa, Zaid bin Tsabit, dan Hasan bin Tsabit. Kemajuan syair-syair Arab pada masa ini (jahiliyah, pen) tak luput dari perhatian ahli-ahli bahasa pada masa Islam, bahkan 'Abdullah bin 'Abbas –rahimahumallâh- menjadikan syair-syair jaman jahiliyah sebagai rujukan untuk mendefiniskan beberapa kata dalam al-Qur'an yang kurang jelas maknanya, "syair/puisi adalah referensi orang Arab...(الشعر ديوان العرب)".
Islam datang dengan diutusnya Nabi Muhammad -shallallâhu’alaihi wasallam-, saat itulah al-Qur'an diturunkan, tentu saja menggunakan bahasa Arab yang paling sempurna/baku (فصحي) dengan keindahan retorika dan kedalaman makna yang tak tertandingi. Allah -Subhânahu wa Ta’âla- tidak menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa al-Qur'an melainkan karena ia adalah bahasa terbaik yang pernah ada. Allah -Subhânahu wa Ta’âla- berfirman, “Sesungguhnya Kami telah jadikan al-Qur'an dalam bahasa Arab supaya kalian memikirkannya.” (Yusuf: 2). Allah -Subhânahu wa Ta’âla-  juga berfirman, “Dan sesungguhnya al-Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Pencipta Semesta Alam, dia dibawa turun oleh ar-Ruh al-Amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas" (Asy Syu’ara: 192-195). Keindahan bahasa al-Qur'an juga diakui oleh Janet Holmes, orientalis pemerhati bahasa. Dia mengatakan bahwa al-Qur'an dilihat dari segi sosiolinguistik atau teori diglosia dan poliglosia mengandung high variety (varitas kebahasaan yang tinggi).
Diturunkannya al-Qur'an dengan bahasa Arab menandai terjadinya revolusi fungsi pembelajaran bahasa Arab. Paska diturunkannya al-Qur'an, dorongan untuk mempelajari bahasa Arab lebih dikarenakan faktor agama daripada faktor-faktor lainnya (ekonomi, politik dan sastra). Bahkan bisa dikatakan bahwa perkembangan bahasa Arab berbanding lurus dengan penyebaran agama Islam. Adapun penulisan huruf Arab telah dimulai jauh lebih dulu dari pada turunnya al-Qur`an. Namun saat itu huruf Arab belum mengenal titik dan harakat, sehingga paska meninggalnya Rasulullah -shallallâhu’alaihi wasallam- dan beberapa sahabat, mulai muncul kesalahan dalam membaca beberapa kata dalam al-Qur'an. Seperti kata          yang bisa dibaca فتبينوا /fatabayyanû/ atau فتنبثوا /fatanabbatsû/. Untuk menghilangakan kesalahan tersebut maka dibuatlah titik dan harakat. Orang pertama yang menuliskan titik dan harakat pada bahasa Arab adalah Abu al-Aswad ad-Duali –rahimahullâh-.
Selain memprakarsai penulisan titik dan harakat, Abu al-Aswad ad-Duali juga menjadi pioner dalam penyusunan ilmu Nahwu. Tetapi, Teori ilmu Nahwu baru dikembangkan secara komprehensif oleh Khalil bin Ahmad al-Farahidi. Khalil bin Ahmad al-Farahidi (100-175 H) dikenal sangat menguasai logika Aristoteles, dengan demikian, teori-teorinya sangat dipengaruhi oleh filsafat. Ia berusaha menguraikan fenomena-fenomena kebahasaan dengan perspektif filsafat, salah satunya adalah pemikiran kausalitas (sababiyyah). Dalam pandangan ini, segala sesuatu yang “ada” di muka bumi ini mengharuskan “pengada”. Begitu pula dengan fenomena perubahan akhir kata atau i’râb, mengharuskan ada sesuatu “yang menyebabkan” hal itu terjadi. Maka Khalil menamakan penyebab itu dengan ‘âmil (yang berbuat) (‘Alamah, 1993:37-38). Upaya yang dilakukan al-Farahidi diteruskan oleh muridnya yang bernama Sibawaih. Dia telah berhasil menyerap semua pemikiran Khalil dan mengembangkannya secara lebih luas dan mendalam dan menuangkannya dalam sebuat buku yang diberi judul al-Kitab (الكتاب) yang sangat dikagumi oleh masyarakat pemerhati nahwu pada masa itu, sehingga mereka menyebut buku al-Kitab sebagai: “Qur`annya nahwu”. Buku ini benar-benar mencakup semua persoalan nahwu secara menyeluruh, sehingga tidak ada satu masalah pun dalam nahwu yang tidak dibahas.
B.    Asal usul masyarakat Arab
Adapun beberapa suku yang tinggal di jazirah arab,yaitu :
•         Arab Ba’idah
yaitu: bangsa arab yang telah musnah yaitu, orang-orang arab yang telah lenyap jejaknya. Jejak mereka tidak dapat diketahui kecuali hanya terdapat dalam catatan kitab-kitab suci. Arab Bai‟idah ini termaksud suku bangsa arab yang dulu pernah mendiami Mesopotamia akan tetapi, karena serangan raja namrud dan kaum yang berkuasa di Babylonia, sampai Mesopotamia selatan pada tahun 2000 SM suku bangsa ini berpencar dan berpisah ke berbagai daerah, di antara kabilah mereka yang termaksud adalah: „ad, Tsamud, Ghasan, Jad.
•         Arab Aribah
yaitu : cikal bakal dari rumpun bangsa Arab yang ada sekarang ini. Mereka berasal dari keturunan Qhattan yang menetap di tepian sungai Eufrat kemudian pindah ke Yaman. Suku bangsa arab yang terkenal adalah: Kahlan dan Himyar. Kerajaan yang terkenal adalah kerajaan saba‟ yang berdiri abad ke-8 SM dan kerajaan Himyar berdiri abad ke-2 SM.
•         Arab Musta‟ribah
yaitu menjadi arab atau peranakan di sebut demikian karena waktu jurhum dari suku bangsa Qathan mendiami Mekkah, mereka tinggal bersama nabi Ismail dan ibunya Siti Hajar. Nabi Ismail yang bukan keturunan Arab, mengawini wanita suku Jurhum. Arab Musta‟ribah sering juga disebut Bani Ismail bin Ibrahim ismail (Adnaniyyun)
Bangsa Arab mempunyai akar panjang dalam sejarah, mereka termasuk ras atau rumpun bangsa Caucasoid, dalam Subras Mediteranian yang anggotanya meliputi wilayah sekitar Laut Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arabiyah dan Irania.Bangsa arab hidup berpindah-pindah, nomad, karena tanahnya terdiri atas gurun pasir yang kering dan sangat sedikit turun hujan. Perpindahan mereka dari satu tempat ke tempat yang lainnya mengikuti tumbuhnya stepa (padang rumput) yang tumbuh secara sporadic di tanah arab di sekitar oasis atau genangan air setelah turun hujan. Bila dilihat dari asal-usul keturunan, penduduk jazirah arab dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu: Qathaniyun (keturunan Qathan) dan ‘Adaniyun (keturuan Ismail ibnu Ibrahim)
C.    Jenis bahasa Arab
Terdapat perbedaan dalam bahasa Arab yaitu bahasa Arab umum atau bahasa yang dipakai dalam percakapan sehari-hari dengan bahasa Arab tulisan yang digunakan pada tulisan di al-quran atau kesusastraan.
Dengan luasnya wilayah Arab Saudi, tentu juga akan berbeda dialek yang diucapkan pada tiap daerah, seperti juga yang terjadi di Indonesia terdapat banyak perbedaan dialek meskipun sama-sama menggunakan bahasa Indonesia, seperti dialek Jawa, Madura, Sunda dan banyak lagi.
Salah satu faktor yang menyebabkan perbedaan dialek bahasa Arab ialah pengaruh bahasa yang digunakan sebelum bahasa Arab datang.
Terdapat banyak dialek dalam penggunaan bahasa Arab adalah sebagai berikut (wikipedia,2009):
a.    Dialek Mesir : Dipakai oleh sekitar 76 juta rakyat Mesir.
b.    Dialek Maghribi : Dipakai oleh sekitar 20 juta rakyat Afrika Utara.
c.    Dialek Levantine : Disebut juga Dialek Syam. Dipakai di Syria, Palestina, Lebanon dan Gereja Maronit Siprus.
d.    Dialek Iraq : Mempunyai perbedaan khusus, yaitu perbedaan dialek di utara dan selatan Iraq.
e.    Dialek Arab Timur : Dipakai di Oman, di Arab Saudi dan di Irak bagian Barat.
f.    Dialek Teluk : Dipakai di daerah Teluk, yaitu di Qatar, Uni Emirat Arab dan Saudi Arabia.
Dalam penggunaan bahasa Arab hanya memiliki tiga abjad vocal yaitu A, I, dan U dengan penulisan yang dimulai dari kiri menuju ke kanan, bahasa Arab juga memiliki penekanan, yang disebut tashdid. Penekanan tashdid hanya terjadi dikonsonan. Sementara itu, penekanan pada huruf vokal juga terjadi, yang disebut dengan harokat panjang.
Bahasa Arab juga memiliki dua jenis kelamin untuk membedakan mana jenis kata yang termasuk feminim ataupun maskulin, keberadaan keadaan juga berpengaruh dalam tata bahasa Arab seperti masa lampau, sekarang, masa depan, juga kata perintah.
D.    Manfaat bahasa Arab
Di Era Globalisasi sekarang ini, mungkin masyarakat lebih tertarik dan giat-giatnya untuk mempelajari bahasa Inggris dengan rela mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk mengikuti kursus-kursus bahasa Inggris demi kebutuhan duniawi semata, sehingga tidak banyak tempat yang menyediakan kursus untuk bahasa Arab, sebaliknya untuk masyarakat yang mengerti pentingnya mempelajari bahasa Arab justru semakin menarik minat jutaan penduduk dunia untuk mempelajarinya, karena sebagian istilah Islam berasal dari bahasa Arab. Bahasa Arab juga telah di ajarkan di pesantren-pesantren Indonesia. Banyak Universitas internasional dan beberapa sekolah menengah internasional telah mengajarkan bahasa Arab . Bahasa Arab berkembang semakin luas dengan munculnya software, siaran TV berbahasa Arab, dan pembelajaran online.
Karena itu dapat dikatakan bahwa bahasa Arab merupakan bahasa yang unik dan sangat menarik untuk dipelajari dilihat dari segi penulisan, tata bahasa, dialek, juga penuh manfaat jika berhubungan dengan agama islam, seperti yang dikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah (2008), bahwa bahasa Arab memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan, akhlak, agama. Karena jika seseorang tidak berminat atau sama sekali tidak ingin mempelajari bahasa Arab tentu akan menjadi orang yang bodoh dalam keagamaannya.
E.    PENTINGNYA BAHASA ARAB DIDUNIA INTERNASIONAL
Bahasa Arab adalah bahasa yang telah ada sebelum era masehi. Bahasa Arab termasuk rumpun Bahasa Semit, yaitu bahasa yang dituturkan lebih dari ratusan juta penutur di sebagian besar Timur Tengah, Afrika Utara, dan Tanduk Afrika. Bahasa semit sendiri adalah bahasa yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu.
Bahasa Arab adalah bahasa yang menduduki peringkat ke enam di dunia sebagai bahasa yang paling banyak digunakan serta sebagai bahasa resmi yang digunakan PBB. Sampai sekarang Bahasa Arab adalah bahasa yang paling berkembang jumlah penuturnya dibandingkan dengan anggota- anggota rumpun Bahasa Semit yang lain.
Bahasa Arab adalah bahasa kuno yang masih digunakan sampai sekarang. Bila dibandingkan dengan anggota rumpun Bahasa Semit yang lain Bahasa Arab adalah bahasa yang lebih banyak penuturnya dan lebih dikenal keberadaaanya. Meski rumpun Bahasa Semit yang lain belum punah, Bahasa Arab adalah bahasa yang paling banyak penuturnya pada saat ini.
Mungkin di masa yang akan datang Bahasa Arab akan menduduki posisi pertama sebagai bahasa yang paling banyak penuturnya. Tidak menutup kemungkinan Bahasa arab akan menjadi Bahasa Internasional menggantikan kedudukan Bahasa Inggris sebagai Bahasa Internasional.
Sebagian orang menganggap bahwa bahasa Arab adalah bahasa yang sulit dipelajari. Sebenarnya hal ini tidaklah terjadi apabila seorang yang ingin belajar bahasa Arab itu memiliki semangat yang tinggi. Karena semangat yang tinggi sangatlah diperlukan ketika akan mempelajari bahasa Arab.
Perlu diketahui juga bahawa seorang yang mempelajari bahasa Arab dengan niat yang benar akan mendapatkan beberapa keuntungan diantaranya: Seorang yang mempelajari bahasa Arab insya Allah akan mendapatkan pahala dari Allah karena dia telah mempelajari bahasa Al Qur’an. Kemudian dia juga akan bisa memahami ajaran Islam dengan benar dengan bekal bahasa Arabnya yang bagus, sehingga dia tidak tersesat dalam mentafsirkan ayat-ayat Al Qur’an. Apalagi di zaman sekarang sangt banyak aliran-aliran sesat yang mengatasnamakan Islam, kekerasan, terorisme, dan lain-lain. Salah satu sebabnya adalah karena banyak orang Islam yang tidak bisa/tidak menguasai bahasa Arab dengan baik sehingga dalam menasfsirkan ayat-ayat Al Qur’an banyak melakukan kesalahan dan disesuikan dengan pemikirannya.
    Bahasa Arab adalah salah satu bahasa tertua di dunia dan merupakan bahasa yang digunakan dalam Al Qur’an. Bahasa Arab banyak meminjamkan kosa katanya ke sejumlah bahasa di Eropa utamanya bahasa Spanyol, Portugis dan Sisilia. Bahasa Arab, seperti juga bahasa Ibrani dan Persia memakai sistem penulisan aksara dari kanan ke kiri. Sejak tahun 1974, bahasa Arab digunakan sebagai salah satu bahasa resmi di PBB.
•    Jumlah penutur: sekitar 300 juta orang
•    Jenis aksara: Arab
•    Negara penutur: Arab Saudi, Aljazair, Bahrain, Chad, Komoro, Djibouti, Mesir, Eritrea, Irak, Israel, Yordania, Kuwait, Lebanon, Libya, Maroko, Niger, Oman, Palestina, Qatar, Somalia, Sudan, Syria, Tunisia, Uni Emirat Arab, Sahara Barat, Yaman, Mauritania, Senegal, Mali. Bahasa resmi PBB
•         Dewasa ini bahasa Arab digunakan oleh sekitar 150 juta orang di Asia barat dan Afrika Utara dibawah bendara Islam bahasa Arab mempengaruhi bahasa Persia, Turki, Urdu, Melayu (termasuk bahasa melayu), hausa dan sawa hili, bahkan termasuk beberapa bahasa daerah diwilayah seperti bahasa Makassar dan bugis di Sulawesi Selatan.
•         Bahasa Arab merupakan religious (keagamaan) sekitar satu miliyar muslim diseluruh dunia pasti pernah memakai bahasa Arab minimal dalam shalat dan syahadat. Bahasa Arab juga menjadi salah satu bahasa international yang sering dipakai didalam rapat pertemuan digedung PBB terutama umat Islam. Bahasa Arab digunakan dalam ibadah sehari-hari, mulai dari Sinegal (Afrika) hingga Filipina bahasa Arab dipakai sebagai bahasa pengarang, kesusastraan, pemikiran baik dibidang sejarah, fiqih, etika/akhlak, maupun teologi/aqidah dan saqafah Islam.
•         Bahasa Arab itu juga  merupakan bahasa Al-Qur’an, menurut pengamatan penulis ada 9 ayat yang menjelaskan bahwa Al-Qur’an berbahasa Arab (Qur’an Arrabiyah) dan menggunakan bahasa Arab yang jelas (lisaanun Arabiyah) para ahli bahasa mengatakan bahwa bahasa Al-Qur’an dengan al Arabiyahal musta’ribah.  Menurut silsilahnya orang Arabia utara ini adalah keturunan dari nabi Ismail as, nenek moyang nabi Muhammad saw putra pertama nabi Ibrahim yang bermukim di Mekkah dan membangun Ka’bah sebagai rumah ibadah mereka Allah swt



BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Alquran di turunkan dengan bahasa Arab. Sunnah nabi SAW di sampaikan kepada ummat Islam dengan bahasa Arab. kitabkitab asbanun nuzul qur’an di tulis dengan bahasa arab. kitab, asbabul wurud al ahdits, juga dengan bahasa arab. shalat kita, diwajibkan dengan bahasa arab. Buku-buku Sejarah Islam, banyak ditulis dengan bahasa Arab. pendapat Imam-Imam Mujtahid dalam Islam, ditulis dengan bahasa Arab. Ilmu-ilmu Islam, banyak bersumber dari buku-buku berbahsa arab. konon, terdapat suatu hadits, di surga kelak memakai bahasa arab. Allah SWT memilih negari Arab sebagai tempat turunnya Islam di bumi. serta, nabi-nabi Allah SWT juga di Arab.
Bahasa Arab adalah bahasa yang menduduki peringkat ke enam di dunia sebagai bahasa yang paling banyak digunakan serta sebagai bahasa resmi yang digunakan PBB. Sampai sekarang Bahasa Arab adalah bahasa yang paling berkembang jumlah penuturnya dibandingkan dengan anggota- anggota rumpun Bahasa Semit yang lain.
Bahasa Arab adalah bahasa kuno yang masih digunakan sampai sekarang. Bila dibandingkan dengan anggota rumpun Bahasa Semit yang lain Bahasa Arab adalah bahasa yang lebih banyak penuturnya dan lebih dikenal keberadaaanya. Meski rumpun Bahasa Semit yang lain belum punah, Bahasa Arab adalah bahasa yang paling banyak penuturnya pada saat ini.
Bahasa Arab berbeda dengan bahasa-bahasa lain yang menjadi alat komunikasi di kalangan umat manusia. Ragam keunggulan bahasa Arab begitu banyak. Idealnya, umat Islam mencurahkan perhatiannya terhadap bahasa ini. Baik dengan mempelajarinya untuk diri mereka sendiri ataupun memfasilitasi dan mengarahkan anak-anak untuk tujuan tersebut

Saran
Sebagian besar penduduk di Indonesia adalah beragama islam, maka dari itu sudah seharusnya masyarakat Indonesia mempelajari bahasa Arab dalam upaya untuk memperdalam pemahaman terhadap agamanya, karena mempelajari bahasa Arab tidak kalah pentingnya dengan bahasa-bahasa internasional lainnya, untuk itu demi upaya memajukan bahasa Arab serta memperdalam nilai-nilai keagamaan kita belajarlah bahasa Arab sedini mungkin

DAFTAR PUSTAKA
http://pendidikan-bahasa-arab-iainsu.blogspot.com/2013/01/manfaat-bahasa-arab-didunia.html
http://rudisiswoyoalfikir.blogspot.com/2012/10/makalah-sejarah-peradaban-islam-tentang_1154.html
http://wwwlollipop-lollipop-lollipop.blogspot.com/2010/01/manfaat-belajar-bahasa-arab-dalam.html
http://i-makalah.blogspot.com/2013/01/makalah-bahasa-arab-dan-bias-gender.html

Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : youremail@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...

2 comments:

Campur Artikel mengatakan...

bagus nih ijin bookmark lain hari pasti bermanfaat :)

muslim mengatakan...

Assalamu'alaikum, Jazakalloh berkah slalu ilmu dan umurnya

Posting Komentar